Wednesday, March 29, 2006

Saya tau, saya bisa menulis apa saja disini.. karna hanya saya yang bisa membacanya (ada sih, satu orang lagi.. tapi saya udah anggap dia bagian dari diri saya, jadi ga ada bedanya).. saya ga perlu malu.

Tapi saya malu...

Lucu; tapi masih aja ada beberapa cerita dan pemikiran saya yang malu saya tuliskan disini. Padahal saya merasa perlu untuk mengeluarkannya dari hati dan pikiran saya. Tetap saja, saya malu.

Sepertinya benar, bahwa saya telah terdoktrin dengan sukses oleh kekolotan orang tua saya dan tentu saja lingkungan tempat saya tumbuh. Saya mengklaim diri saya sebagai manusia yang berjiwa bebas dan berpemikiran luas.. eh, tetap saja saya malu.

Ga bisa dipungkiri, seperti kata penelitipeneliti ilmu SDM.. bahwa kultur itu sangat berpengaruh. Apa yang selalu diberikan terusmenerus sejak seorang individu masih belum bisa berpikir hingga dia tumbuh dan tumbuh dan tumbuh dewasa, akan melekat di sudut otak dan tingkah lakunya. Walaupun setelah dia bisa berpikir dan mempunyai pandangan pribadi tentang sesuatu, dia mungkin saja menolak ato tidak setuju dengan nilainilai masa kecilnya; tetap saja nilai itu ada di sudut tersudut pikiran bawah sadarnya. Seperti cerita lakilaki tersayang saya; waktu ada wabah kerasukan masal di sekolahsekolah.. ada yang kerasukan lalu bisa bicara bahasa Belanda secara tibatiba, eh.. setelah dianalisa lebih lanjut, dia mempunyai memori bahasa Belanda dari pengasuh masa bayinya yang suka menghiburnya dengan bahasa itu. Nah, ada kan sudut yang ga kita sadari menyimpan memori tentang sesuatu yang terus menerus disuapkan oleh lingkungan kita dan sewaktuwaktu tanpa kita sadari juga, muncul begitu saja dalam tingkah laku kita.

Seperti itulah saya. Terkadang lucu; bila saya bercakap tentang segala topik dengan seorang teman.. tentu saja kami akan berbicara dengan bebas karna kami memiliki pola pikir yang terbuka tentang segala hal (itu pemikiran saya semula).. sedang seruserunya saya membahas sesuatu, eh.. tibatiba saya bisa terdiam karna harus mengucapkan sebuah anggota tubuh manusia lakilaki bertitel "penis".. duh, lidah saya tibatiba kaku.. penis ato peunis yah.. hahahaha.. itu karna saya sudah diajarkan dari kecil, klo mengucapkan bagian tubuh itu adalah saru (tabu. red), mestinya saya bilang pipit.. ;) Padahal, ga ada bedanya kan dengan mengucapkan tangan, kaki, mata.. kenapa payudara jadi susu dan vagina jadi apem.. hahahahahaha.. saya suka geli, klo ingat nenek saya bilang apem.. ih, jorok sekali.. mengasosiasikan makanan dengan tempat pipis.. ;p

Dulu saya pernah jadi anggota gank; tentu saja gank anak nakal.. klo engga, saya ga akan sebangga ini (nah loh, orientasi saya ga jelas).. selain jago minum bir dan bandar ekstasi sukses (karna saya hanya berkedudukan sebagai permaisuri dalam gank itu, saya dibebaskan dari kewajiban minum bir dan berdagang ekstasi.. alhamdulillah..), anggota gank itu ahli bahasa.. mereka menguasai berbagai macam kosakata makian yang pernah diciptakan di seluruh dunia.. dan saya diajari dong.. :) Nah, karna seumur hidup saya dicekoki ibu saya akan buruknya memaki.. sampai sekarang, saya hanya mampu mengucapkan paruh pertama setiap kata makian itu.. akhirnya saya dan sang raja gank putus; mungkin karna saya gagal memenuhi kriteria pasangan ideal baginya yang harus bisa meneriakkan dengan lantang pukimakmu (sebuah makian di Pontianak, yang artinya vagina ibu kamu.red).. bukan hanya "puk" lalu tersipu.. :) Dulu bapak saya suka memaki anak buahnya yang bikin salah.. lucu sekali beliau, kata makiannya adalah "sapi..!!" sebagai pengganti "anjing".. terdengar tidak terlalu kasar kan sapi dibanding anjing?.. Lalu saya pun belajar, bahwa memaki bila tidak terdengar kasar.. gapapa; mulailah saya bisa memaki.. saat tersandung saya berteriak "capung..!!", saat kesangkut dahan pohon jambu saya berteriak "belalang..!!", saat kesenggol teman saya berteriak "semut..!!" .. hahahahaha, lebih baik kan.. dibanding memaki "apem ibu kamu"..???!! (masih geli dech ama kata apem itu, saya jadi pingin pipis..!!). Sekarang saya lebih gaya; bisa memaki pakai bahasa negara orang: fuck dan damn.. tentu saja dengan berbisik, karna saya malu.

Itulah saya. Perempuan modern yang terdoktrin kekolotan orang tua dan lingkungan masa kecil saya. Sayang sekali, saya ingin mengeluarkan apa yang menyekat hati dan pikiran saya.. tapi saya malu. Untung saya punya lakilaki tersayang saya itu.. yang saya anggap bagian diri saya, jadi saya bisa membuka sedikit sekat dalam hati dan pikiran saya, walaupun kadang.. dia hanya terdiam.. :)

No comments: