Wednesday, May 31, 2006

Duhai, dia lucu sekali.. terkikih saya mengikik.
Duhai, dia manis sekali.. tersipu saya merona.
Duhai, dia baik sekali.. terbuai saya melayang.
Ah.. ah..
mengapa dia?
ada apa dengan saya?
Tolong;
Palingkan wajahmu dari kepalaku.. takut
Longgarkan pelukanmu dari tubuhku.. sesak
Lepaskan cengkramanmu dari hatiku.. sakit.

Tanpa itu semua pun,
ku tak mampu lari dari mu.

Tolong aku,
yang tak bisa menolong diri ini dari kamu.

-Hari ini, setitik air mata mengalir atas kamu & dia. Tanpa sebab-

Tuesday, May 30, 2006

JalAn seakan tak berjalan;
saat langKah terdiam.. tubUh menatap tembok
saat Jalan terhenti.. jiwA melihaT -sesal-
WaktU seakan tak berwaktu;
ketika sadar memancar.. diri terketuk gada
ketika waktu mengHilang.. hati terHantam -perih-
.....
Putuskah jAlanku?
.....
Habiskah wakTuku?
SESAL Ini PERIH

Sunday, May 28, 2006

Seharusnya saya tidak memperpanjang topik ini; bukan karna topik ini tidak berguna.. tetapi lebih karna orang yang membuka topik ini adalah seseorang yang membuat saya cemburu. Nanti saya dikira sakit hati cemburu kalau saya membuka wacana tentang topik ini. Tapi, apapun alasan dibaliknya.. saya berpikir tentang hal ini beberapa waktu...

"... jadilah orang yang baik, orang baik tidak pernah janji..."

Benarkah orang baik tidak membuat janji..????? Saya sering sekali berjanji.. well, ga bisa dibilang sering sih; tetapi saya mengisi banyak bagian hidup saya dengan janji. Saya membuat banyak janjijanji untuk group meeting, saya berjanji pada Yudith menemaninya membeli kado untuk suaminya, saya janji ke mbaAnni untuk membawanya melihat Fitzroy Garden, saya membuat janji dengan dosen saya untuk konsultasi final paper, saya menjanjikan ibu sebuah alat pijat untuk kaki tuanya, saya mengucap janji pada bapak untuk belajar yang rajin.. saya manusia penuh janjijanji.. apakah berarti saya bukan orang baik..??!!?

Saya punya pendapat lain...
Orang baik; berhatihati membuat janji dan berusaha sekuat tenaga untuk menepatinya.. bila akhirnya pun tak mampu menepati janji itu, ia akan meminta maaf, intropeksi diri & berusaha memperbaiki kesalahan.. bila benarbenar yakin tidak bisa menepati sebuah janji, barulah ia tidak membuat janji.

Bukankah dalam hidup, kita tidak berlari dari kenyataan.. melainkan melakoni kenyataan itu, merasakan nikmat dan pedihnya, belajar dan berusaha menjadi lebih baik. Kita tidak berlari atau menghindari sesuatu dengan tidak menciptakannya.. tetapi kita berjalan maju menghadap ke muka, melakukan sesuatu dengan segala tanggung jawab, risiko ataupun keuntungan yang ada bersama tindakan kita itu. Kalimat kunci disini adalah tidak berarti orang baik tak pernah janji. Tetapi orang baik berpikir matangmatang sebelum berjanji, karna janji adalah tanggung jawab individual terhadap diri sendiri dan juga orang lain.. bukan lalu tak mau membuat janji sama sekali, karna takut tak mampu memenuhinya; dimana kepercayaan diri pada diri sendiri..?!?. Berbaik hatilah pada diri sendiri, percayalah bahwa dia mampu memenuhi sebuah janji.

Ah, baik atau tidak baik seseorang adalah penilaian subjektif beragam lensa kacamata manusia. Maafkan saya dengan pendapat saya. Tetapi saya yakini itu. Bukan berarti saya adalah orang baik.. saya, tjuma saya sadjah. Saya ingin menjadi orang baik. Bukan berarti saya tak akan pernah membuat janji lagi. Tetapi terima kasih pada Kamu.. yang telah mengingatkan saya, untuk lebih berhatihati membuat janji, berusaha semampu saya menepati janjijanji saya dan berani untuk tidak berjanji, bila saya merasa tak mampu memenuhinya. Dalam janji ada tanggung jawab besar.. terima kasih lagi, atas peringatan yang baik dari Kamu. Seperti kata lakilaki tersayang saya, Kamu memang si orang yang baik.. pertanyaan saya: "apakah Kamu tidak pernah berjanji..?????".

Monday, May 22, 2006

...

"Emang dia masih sama pacarnya?"
"Sepertinya sih masih."
"Ga baik loh, dik.. buat kamu dan juga dia."
"Iya sih, mba... heeuuuhh..!!"
"Aku cuma mikirin kamu loh."
"Iya.. aku ngerti, mba.. terkadang pengen marah sama dia."
"Karna masih sama pacarnya??"
"Bukan.. tapi karna dia bikin aku sayang sama dia."
"Loh, itu bukan salah dia dong.."
"Maka'nya, aku ga pernah bisa marah sama dia. Toh, walopun dia bikin aku sayang dia.. klo aku ga mau sayang, ya ga sayang aja."
"Nah itu dia, dik. Kamu ngerti kan..?!"
"Aku ngerti itu. Yang aku ga ngerti.. knapa aku sayang dia sih, mba?"
"Hah.. aku yakin, kamu tau knapa. Kamunya aja yang denial terus."
"Aku takut kehilangan dia, mba.."
"Aduh, adikku sayang.. jangan gitu terus ach! Mesti berapa kali aku ingetin sich?!"
"Hehehehe.. jangan bosen ya, mba. Hanya mba yang bisa temenin aku buat masalah yang satu ini."
"Duh, kadang aku heran.. apa yang bikin kamu suka dia..??!! Logikaku ga nyampe dech."
"Logikaku juga kok, mba.. hehehe.. kaya'nya aku emosional banget buat yang satu ini."
"Hah.!! emang kamu tuh buat semuanya emosional thok yang dipake."
"Hahahahahaha.. aku emang gitu ya, mba..?? Udah ah, udah mateng tuh pepesnya. Makan yuk! Pokoknya, aku sekarang ngrasa sayang dia.. biarin dulu dech, mba. Kita liat aja nanti yaaa."
"Terserah, pokoknya jangan ngeluh terus klo dia lagi ama pacarnya loh. Pake meranarana cemburu.. halah.. halah..!!"
"Huahahahaha.. galak amat sich, mba. Ntar klo aku ga meranarana, dibilang terlalu gembira dalam mimpi.. hahahahhahahahaha.."
"Dasar! anak kok cengengesan wae.. Yo wis, maem gih!"
"Yippie, pepes ikan.. Makasih, mba."

-- peluk siMba kenceng, berharap dapat aliran hangat hatinya untuk hatiku yang dingin --

"Eh, knapa kamu ga ama si anak baru itu aja sih.. dik? Keliatannya baik dan ngeliatin kamu terus.. hehehe.."
"Halaaahhhh, siMba.. klo emang suka kan ntar juga berdebardebar sendiri."
"Gimana kamu mau berdebar, klo kamu mikirin lakilaki itu terus."
"Klo aku masih mikirin dia.. ya, brarti aku emang belum mau didebarin lakilaki lain. Udah lah.. biar si debar itu dateng sendiri.. klo emang mau dateng. Klo engga ya udah. Toh, aku masih berdebardebar sama lakilaki nun jauh disana."
"Ach, kamu nih ya.. keras kepala! Sayang hatinya gampang luka, ga seperti kepalanya! Ntar klo udah sakit hati, tanggul airmatanya pecah. Yang keras kok cuma kepalanya..?!?"
"Hehehehehe.. pepesnya pedes, tapi enak."
"Trus.. klo ama si itu..??! tadi kamu seharian ama dia kan? masih berdebardebar ga?"
"Hahahahaha.. masih, mba! debardebar amarah... huhahahahahha.."
"Arrgghh, ga bisa diajak serius nih anak!"
"Udah deh.. klo ama dia, aku mau cooling down. Pengen bisa main seperti dengan yang lain. Walopun kadangkadang, emang ada beberapa hal yang bikin keinget jaman dulu."
"Iya dech, klo inget merana'nya kamu.. dia emang jadi ga worthed."
"Jangan gitu ach, mba. Semoga aku dan dia bisa dapat orang lain yang lebih baik aja. Aku kangen lakilakiku sayang."
"Haiyaaaa.. kamu nih yaaa.. Bosen ah..!!"
"Hahahahhaahhahahaha..."

-- malam itu udara dingin, tapi rumah siMba memberi banyak kehangatan --

Sunday, May 21, 2006

Pelajaran demi pelajaran; betapa saya disadarkan oleh sebuah konsep tentang "hidup adalah pelajaran tanpa henti". Tidak hanya pelajaran tentang diri sendiri, tetapi juga pelajaran tentang interaksi dengan berbagai jenis manusia yang subhanAllah, beribu wajah, beribu sifat. Terkadang, saat kesusahan yang diterima oleh diri.. maka pikiran dan perasaan pun digelapkan oleh amarah pada keadaan yang tampak tak berpihak pada diri. Padahal, dengan sedikit kepasrahan.. menerangkan otak dan hati, akan tampak sebuah ilmu di ujung kesulitan. Sebuah ilmu yang entah kapan akan saya perlukan, ketika saya menapakkan langkah dalam kehidupan fana saya.. yang entah kapan akan dihentikan olehNya. Terima kasih, alhamdulillah.. saya, mahluk lemah nan cengeng ini.. Engkau limpahi dengan berjuta pembelajaran tentang hidup sekarang dan kehidupan kelak. Saya mungkin akan tetap menangis, tetapi saya coba untuk menyaring ilmu dalam setiap pembelajaran yang penuh luka ini. Saya coba.

Wednesday, May 17, 2006

Normalkah..
bila merasakan kehilangan atas sesuatu yang tidak pernah dimiliki?

Saya merasakannya..
dua kali.

Saya jatuh suka pada seorang lakilaki; lakilaki yang tidak terlalu saya kenal dan belum pernah saya temui. Dia milik orang lain; bila suatu hubungan antara perempuan dan lakilaki tanpa pernikahan bisa dikatakan suatu kepemilikan. Lakilaki yang saya jatuhi suka; bukan milik saya. Tibatiba dia menghilang dari hidup saya; mungkin dia bersama perempuan yang memilikinya.. saya kehilangan. Suatu rasa kehilangan yang sangat dalam, sehingga saya kehilangan pegangan.. saya limbung dan hidup saya menjadi tidak seimbang. Tetapi, ada lakilaki lain yang menjatuhkan sukanya pada saya. Dia membantu saya kembali pada kenyataan dan mengobati rasa kehilangan itu. Semua menjadi seimbang lagi, walaupun akhirnya hubungan itu mesti terhenti.
Saya kehilangan lakilaki yang tak pernah saya miliki.

Saya kehilangan sesosok manusia mungil yang tak pernah saya miliki.
Sosok mungil, yang jangankan dimiliki saat ini.. diharapkan pun belum, karna saya belum berada pada posisi dimana saya bisa mengharapkan sosok mungil yang adalah milik saya sendiri. Ketika saya dihadapkan pada kondisi yang -semestinya- saya harapkan, bahwa saya tidak memiliki sosok mungil itu, saya merasa kehilangan. Rasa kehilangan yang aneh dan menyedihkan, rasa kehilangan yang tak dapat saya uraikan.. suatu rasa yang dipicu -mungkin- oleh suatu pengharapan terdalam jiwa saya.

Saya kehilangan sesuatu yang tidak saya miliki;
dan saya bersedih atasnya.
Normalkah itu..??!??

Wednesday, May 10, 2006

I will never ever understand.....
why someone want to purposely hurt another's heart;
while they rarely meet & interact each other;
when they fairly have a chance to be a friend, more over an enemy..?!!?

I will never ever undestand.....
since I have no attention to hurt anybody's heart;
because life is to beautiful to paint with anger;
hence life should be an opportunity to share love, in spite of hate.

It's just me.....
who look at the world with my eyes;
who could be hurt by a tiny winy bity sense of hate;
whose wondering, what have i done wrong to her?
I will never ever understad.

I just wanna lying my head on the shoulder of my dear one;
tell him my sadness and crying a little bit;
while his arms hold me tight;
and i feel warm & safe.

Wednesday, May 03, 2006

Tadi, ada seorang lakilaki menggenggam tangan saya; terasa aneh.. terasa tidak sepantasnya.. terasa tidak wajar. Hangat.. memang genggamannya hangat; tetapi hanya kehangatan sebatas kulit tangan saya saja.
Ada yang berbeda dengan genggaman yang terakhir saya dapat dari lakilaki tersayang saya; kehangatannya merasuk lebih jauh dari lapisan kulit.. bahkan, saat ini pun saya masih dapat mengingat kehangatannya. Genggaman itu, genggaman yang terasa wajar sebagai milik saya.

Tuesday, May 02, 2006

Manusia mestinya menjalani kodrat;
menjalani kemanusiaannya.

Ga perlu dech, bergaya..
jadi setan, jin, genderuwo, kuntilanak;
ato bidadari, nabi, malaikat;
apalagi Tuhan..!!

Repot amat..!!!

Malu sama alam..
belajar gih sama alam!
Mereka menjalani kodratnya;
jadi alam..

.. lihat, daundaun kuning dan merah jatuh berguguran lalu jatuh ke tanah.. cantik.. cantik.. mereka hanya menjalani kodratnya.. gugur di musim gugur ..

Monday, May 01, 2006

Ahh, saya heran bin bingung..
siapa sich orang bodoh yang sok pintar dengan membuat undangundang berisi sampah:
"kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa bukanlah suatu agama" ..???!!
lalu bagaimana dengan salah satu kotak di dada Pancasila bermakna Ketuhanan Yang Maha Esa berposisi??? kasihan pancasila nungging malu menyembunyikan paruh di keteknya.
Aaaaaahhh.. saya kesal!!
Duduk melek ato tidur di kursi empuk gedung megah tapi bodoh sok pintar pintar bodoh pintar sok bodoh ngaku wakil rakyat bodoh memperbodoh...!!!!!!!!