Tuesday, March 28, 2006

Dia seorang perempuan, perempuan kota biasa. Orang tuanya bukan konglomerat tapi cukup berduit; walaupun di awal kehidupannya mungkin tidak sebanyak sekarang, orang tuanya tak pernah membiarkan dia kelaparan sehingga harus menadahkan tangannya di sudut lampu lalu lintas kota tempat tinggalnya. Di pertengahan masa remajanya; dia bisa berhurahura dengan uang orang tuanya, khas remaja kota kan? Dia cantik, berbaju menarik, berkelakuan baik, berteman asik.. dia perempuan kota biasa.

Lalu dia mulai menjadi tidak sebiasa perempuan kota yang lain. Dia senang bersekolah; ya.. bersekolah, suatu tempat dimana dia bisa memperoleh ilmu dan teman dengan sekali dayung. Tetapi dia juga haus akan pengetahuan dunia, dia mendambakan perjalanan mengelilingi bola dunia; yang tentu saja, tidak mampu diberikan oleh orang tuanya yang saat itu belum berduit sebanyak sekarang. Dia tak memaksa, tetapi tetap bermimpi sambil menjalankan hidupnya yang biasa.. oh, dia masih perempuan kota biasa.

Dia mendapatkan beasiswa pertamanya saat SMA, ke negeri impian.. negerinya pangeran William.. hahaha, dia bahagia.. dia memulai langkah pertamanya menyusuri bola dunia dengan uangnya sendiri; boleh dong dia bilang uangnya sendiri, toh dia mengusahakan sendiri beasiswanya dan tentu saja dibantu Tuhannya. Dia sekolah, di sebuah sekolah khas Hogwarts-nya Harry Potter.. lengkap dengan asrama, kastil, halaman luas, danau, kue labu, sirup jahe dan seragam dengan rok kotakkotak. Dia belajar matematika, biologi, kimia, ilmu sosial dan segala ilmu yang ada dalam kurikulum tahun itu. Dia berteman dengan perempuan dan lakilaki seusianya; hanya saja mereka memiliki rambut, kulit dan mata yang beraneka warna. Lalu dia pun belajar tentang budaya yang berbeda dari budaya tempat dia dilahirkan, dia belajar hidup seorang diri, dia belajar hidup dengan orang asing, dia belajar hidup memberi dan menerima, dia belajar hidup tanpa rengkuhan sayap hangat orang tuanya, dia belajar bahwa manusia itu baik dan juga jahat, dia belajar bahwa hidup bukan hanya dari A hingga Z saja, dia belajar bahwa dia tak bisa membeli jaket indah karna uang sakunya paspasan, dia belajar bahwa winter itu membekukan jemarinya, dia belajar untuk menghentikan sendiri darah yang menetes dari hidungnya karna udara yang berbeda dari udara di negaranya.. dia tidak lagi perempuan kota biasa.

Lalu dia harus kembali ke kotanya, karna beasiswanya hanya setahun.. tapi dia sudah belajar, banyak. Dia menjadi semakin mencintai orang tuanya dan menghargai panas udara kotanya. Dia memulai lagi kehidupannya; bersekolah di SMA dengan seragam putih abuabu, lengkap dengan cireng dan teh botol saat istirahat, guru yang sok pinter dan sok tua.. walau begitu; dia senang bersekolah, karna di sekolah dia belajar ilmu yang ada dalam kurikulum tahun itu dan juga bertemu teman dalam sekali dayung. Tapi dia menyesalkan satu hal; dia kembali mengemis pada orang tuanya.. hah..??!!! Hal yang dulu tampak alami; dimana anak menadahkan tangan pada orang tua, sekarang tampak memalukan.. kan, dia bukan lagi perempuan kota biasa.

........... Sebentar, ada darah menetes dari hidung saya.. ah, udara ini menyebalkan!! ..........

Hidupnya terus berjalan.. tentu saja, ada banyak perubahan dalam hidup dia; lulus SMA, masuk universitas negeri (dimana dia cukup senang, karna dia lagilagi mendapatkan beasiswa.. paling tidak, dia hanya mengemis makan, pakaian dan tempat tinggal pada orang tuanya + uang untuk berhurahura), merasa jatuh cinta lalu tidak jatuh cinta lagi, benci karna bertepuk sebelah tangan, mulai suka minum kopi tapi tetap tidak suka rokok, mulai menyupir (hahahaha.. tentu saja mobil pemberian orang tua), lalu lulus kuliah.. cari kerja susah..!! akhirnya dapat pekerjaan di belakang meja, membosankan.. tapi paling tidak dia mulai bahagia, karna dia tidak perlu mengemis lagi pada orang tuanya (kecuali dia masih menumpang di rumah orang tuanya dan mengendarai mobil pemberian mereka). Tapi ada satu yang tak berubah dalam hidupnya; dia masih suka bersekolah untuk memperoleh ilmu yang ada dalam kurikulum sistem kaku sekolah dan bertemu teman.. dia juga masih punya mimpi untuk menjelajahi bola dunia.. dia tetap bukan perempuan kota biasa.

Di tempat kerja, dia jatuh cinta. Oooh, dia sering merasa jatuh cinta.. tapi belum pernah jatuh cinta! Dia jatuh cinta saat dia nyaris berhadapan dengan quarter life crisisnya, atau sebaliknya krisis perempat bayanya adalah jatuh cinta? Yang pasti dia jatuh cinta pada seorang lakilaki.. tentu saja, karna dia perempuan normal (walaupun dia bilang; dia masih tidak yakin dengan preferensi seksualnya). Lakilaki ini juga jatuh cinta padanya; dunia begitu indah.. berbungabunga.. apalagi saat mereka merencanakan masa depan, hidup bersama dalam sebuah rumah mungil berhalaman luas dengan anakanak yang cantik dan ganteng kaya' ibu dan bapaknya.. hehe.. mereka bahagia. Lalu berita itu tiba; sepucuk surat yang menyatakan bahwa perempuan itu memperoleh beasiswa untuk memperoleh master (hahahaha.. kungfu???) di negeri indah dengan 4 musim. Dia bahagia, karna dia masih memiliki impiannya akan sekolah dan menjelajah dunia.. tentu saja dia bahagia, karna dia memperoleh jalan meraih impian tanpa harus mengemis pada orang tuanya. Tetapi lakilaki yang dijatuhi cintanya, tidak.. lakilaki itu tidak bahagia; dia tidak bahagia karna dia lakilaki.. hah..!! "buat apa sekolah tinggitinggi, jauh pula.. lagian nanti juga kamu bakal kawin dan jadi ibu rumah tangga..!!".. lakilaki sekali kan lakilaki itu..??!!! Dia terhentak.. tentu saja, dia seorang perempuan yang ingin menikah (tidak hanya kawin) dan mempunyai keluarga.. tetapi salahkah bila dia memiliki mimpinya dan mengejar impian itu selagi dewi fortuna (tentu saja, sebenarnya ini kerjaan Tuhan) memberinya kesempatan..????? Lakilaki itu membatalkan niatnya menikahi dia.. Dia menangis dan terus menangis hingga tak ada air mata yang bisa diteteskan lagi, lelah.. lalu dia mengepak kopernya dan berangkat mengejar impiannya, tersenyum.. dia bukanlah perempuan kota biasa.

.......... Saya ingin dan harus berhenti disini, karna saya lapar dan punggung saya mulai kaku (nanti tukang pijit saya marah karna saya terlalu tegang duduk di depan komputer). Saya hanya ingin bercerita tentang perempuan kota ini.. yang mengejar mimpinya yang satu dengan kehilangan mimpinya yang lain. Tidak apaapa, karna itulah hidup. Dia kehilangan suatu momen, demi sebuah momen magis yang lain. Penyesalan selalu ada.. manusiawi kan? (haha.. mengapa saya selalu teringat perkataan lakilaki yang saya sayang itu?!). Sebenarnya cerita ini belum selesai, tetapi saya lapar dan punggung saya sakit. ..........

Oh ya, sekedar informasi.. perempuan itu saat ini bahagia dengan sekolahnya dan cukup puas dengan hidupnya; juga sedang merasa jatuh cinta lagi. Yakin dech, momen magis itu akan dia ciptakan.. :)

No comments: